HAYUNG: Crow and Peacock

Crow and Peacock



Crow and Peacock

Once, long ago, the crow and the peacock were good friends. Everyday they would go out together to work or to play.

Now in those days the crow and the peacock both had plain white feathers.

One day they were playing in a field of brightly colored flowers.

"Look, friend Peacock. Don't you wish we wore bright colors like those flowers?"

"I think that would be wonderful, friend Crow. I am tired of these plain white feathers."

Then crow had an idea. "Why don't we PAINT ourselves? I can paint your feathers and you can paint mine!"

The peacock agreed. So the next day Crow began to paint Peacock's feathers. He used the most beautiful colors. He painted peacock's breast and head a magnificent blue. On peacock's tail feathers he drew elaborate designs. He created large rainbow spots like brilliant eyes on peacock's tail. Crow spent many hours painting his friend. When he was finished, Peacock spread his tail feathers and began to strut around. He wanted to go and show everyone his beautiful feathers.

"Now it is your turn to paint me," said Crow.

But Peacock did not want to waste time drawing designs on Crow. He simply took a pot of black ink and poured it over crow's head.

"There you are. That should do."

And the proud Peacock strutted off to show his feathers to the world. So today the crow is all plain.

And even though Peacock IS beautiful, It is clear that he is too proud for his own good.


Terjemahan

Burung Gagak dan Burung Merak 

Suatu ketika, gagak dan mereak adalah teman baik. Setiap hari mereka pergi keluar bersama untuk bekerja dan bermain.

Sekarang pada hari-hari itu sang gagak dan sang merak mereka memiliki bulu putih berish.

Suatu hari ketika mereka sedang bermain di sebuah lapang yang penuh dengan bunga berwarna cerah.

"Liahatlah, Merak kawan. Tidakkah kamu berharap kita memiliki warna-warna yang cerah seperti bunga-bunga itu?"

"Saya pikir akan sangat bagus, Gagak kawan. Saya lelah dengan bulu-bulu putih bersih ini."

Kemudian gagak mempunyai ide. "Mengapa kita tidak mengecat diri kita masing-masing? Saya dapat mengecat bulu-bulu my dan kamu bisa mengecat milikku!"

Sang merak setuju. Jadi ke esokan harinya gagak memulai untuk mengecat bulu-bulunya merak. Dia mengguanakan warna yang paling cantik. Dia mengecat dada merak dan kepala dengan warna biru. Pada bulu ekor merak dia menggambar disain yang rumit. Dia membuat titik-titik pelangi besar seperti mata-mata brilian pada ekor merak. Gagak menghabiskan berjam-jam mengecat temannya. Ketika dia telah selesai, Merak mengembangkan bulu-bulu ekornya dan memulai berjalan berkeliling dengan sombongnya. Dia ingin pergi dan menunjukan kesetiap orang bulu-bulu cantiknya.

"sekarang giliran kamu untuk mengecat ku," kata gagak.

Tetapi merak tidak ingin membuang waktu untuk menggambar disain pad gagak. Dia dengan sederhana mengambil sepot tinta hitam dan menuangkannya ke seluruh kepala gagak.

Dan merak yang sombong memamerkan dengan menunjukan bulu-bulunya ke dunia. Sehingga sang gagak sepenuhnya sederhana.

"Inilah kamu. Inilah seharusnya."

Dan merak yang sombong memamerkan dengan menunjukan bulu-bulunya ke dunia. Sehingga sang gagak sepenuhnya sederhana.

Dan bahkan merak cantik, Jelas bahwa dia terlalu sombong untuk kebaikannya.

No comments:

Post a Comment